Minggu, 31 Maret 2013

MENGINTIP MAKANAN KALENG


Cara memilih dan mengolah makanan kaleng sehingga tidak terjadi keracuan makanan. Dan saya berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat dan membantu sehingga hidup anda menjadi hidup yang lebih sehat. Sekarang ini seiring dengan meningkatnya tingkat kesibukan , masyarakat kini cenderung kurang memperhatikan makanan yang mereka makan. Baik itu dari segi kebersihan, kesehatan, atau kandungan gizi yang terkandung dalam makanan, kecenderungan orang hanya memikirkan dari segi ekonomis dan kepraktisannya saja. Sehingga keracunan makanan sangat mungkin terjadi karena makanan kaleng yang dikonsumsi.
Dengan adanya permasalahan tersebut, mencoba untuk mengkaji masalah ini lebih mendalam yaitu tentang cara memilih dan cara konsumsi makanan kaleng dengan aman sehingga tidak terjadi keracunan makanan yang sangat merugikan konsumen. Sampai saat ini banyak kasus keracunan makanan menimpa konsumen, karena mereka tidak tahu mengenai adanya zat-zat berbahaya yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi setiap harinya. Maka pengetahuan mengenai cara pencegahan dan penanggulangan harus diketahui agar mereka tidak dibodohi terus - menerus.
Dan baru- baru ini banyak kasus keracunan pangan di Indonesia yang bersumber dari makanan dalam kemasan atau makanan kaleng. Hal ini diperparah dengan banyaknya penyimpangan terhadap peraturan pelabelan dan yang paling banyak ditemui adalah :
1.    Penggunaan label tidak berbahasa Indonesia dan tidak menggunakan huruf latin, terutama produk impor
2.    Label yang ditempel tidak menyatu dengan kemasan
3.    Tidak mencantumkan keterangan komposisi dan berat bersih
4.    Tidak ada kode barang MD, ML atau P-IRT dan acuan kecukupan gizi yang tidak konsisten dan tidak mencantumkan waktu kadaluarsa
5.    Tidak dicantumkannya alamat produsen atau importir bagi produknya
Makanan kaleng yang sudah mulai mengalami kerusakan dapat dilihat dari kondisi kaleng yang sudah mengalami penggembungan. Namun, ada juga yang tidak terdekteksi dari luar, karena kedua ujung kaleng datar. Kerusakan produk makanan kaleng yang perlu diwaspadai, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
q  Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi.
q  Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng ditekan, ujung lainnya akan cembung.
q  Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan.
q  Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga masih bisa ditekan sedikit ke dalam.
q  Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.
Kiat sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak harus mempertimbangkan lima hal berikut:
q  Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
q  Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi.
q  Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa.
q  Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya.
Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.

Benda Dengan Segenap Makna Fisik Dan Kimiawi



  Misalnya O2
(oksigen) dan CO2 (karbondioksida) keduanya dikenal sebagai bahan kimia, tetapi keberadaannya sebagai gas, baik gas oksigen maupun gas karbondioksida merupakan benda secara fisik. Contoh lain adalah H2O, yang dikenal sebagai benda dengan rumus kimiawi,tetapi keberadaannya di Alam sebagai air. Proses yang dialami oleh air pun dapat bersifat fisik, misalnya kalau gula yang manis dilarutkan dalam air, rasa yang manis dengan tambahan air berubah fisiknya menjadi kurang atau tidak manis. Secara kimiawi, air juga terlibat dalam proses kimia, seperti halnya dalam fotosintesis, dimana CO2 + H2O menjadi C6H12O6 (karbohidrat) dan O2 (oksigen).  Demikian pula halnya dengan berbagai bahan atau benda lain, misalnya batu bara, yang terdiri atas unsur C, H, N, S dan O dalm berbagai perbandingan, mulai benda yang disebut selulosa dengan kadar C ± 45%, sampai antrasit (batu bara tua) dengan kadar C ± 95%. Hasil pembakaran batu bara (dengan O2) memang berbeda-beda terutama dari kandungan C-nya, makin tinggi kandungan C-nya makin panas hasil pembakarannya. Kandungan bahan yang lain seperti H, N dan S juga ikut terbakar, tetapi tidak cukup nyata pengaruh panas yang dihasilkan. Dalam tubuh makhluk hidup, termasuk manusia perwujudannya memang fisik sebagai pengada  insani lain, tetapi dalam kehidupannya segala proses yang terjadi juga bersifat fisik maupun kimia, karena dalam metabolisme disebut proses kimia-fisika (physicochemistry).
A.  Pendekatan strategik pengelolaan kimia                   
          Di Dahia, Brazil pada tahun 2000 telah diselenggarakan pertemuan yang disebut Forum (ke-III) dari SAICM, Strategic Approach to International Chemical Management.
            Pertemuan ini dihadiri oleh 122 wakil negara, 11 lembaga antarnegara seperti WHO, ILO, UNEP, FAO, UNDP, UNESCO, dan sebagainya. Dalam mengembangkan kerja sama international tentang penyelamatan bahan kimia, diharapkan agar World Customs Organization (WCO) ikut mengatur dan mengawasi peredaraan/lalu-lintas bahan kimia antarnegara. Disepakati bahwa dana yang ada pada Global Environmental Safety (GEF) dapat diluncurkan untuk melaksanakan konversi Stockholm pada tahun 2006.
B.  Tim koordinasi pengolahan bahan kimia secara strategik
         Sebagai tindak lanjut komitmen pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah dibentuk Tim Teknis Pengolahan Bahan Kimia Terpadu yang terdiri atas wakil lintas sektor dengan Kementrrian Lingkungan Hidup sebagai leading sektor dengan dibantu oleh Badan POM ( Badan Pengawas Obat dan Makan). Sektor yang terkait di dalam tim tersebut adalah komisi pestisida, kerjasama BATAN-Depkes, Badan kesehatan dan keselamatan kerja, komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (baca:komisi kelakyakan pembangunan ), forum koordinasi manajemen kimia terpadu, dan berbagai badan lain yang dalam pembentukan seperti pusat pengendalian keracuna/pusat informasi keracunan. Berbagai kegiatan penunjang perlu dikembangkan seperti pendidikan,mulai sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi,  pelatihan, pertemuan antar sektor, dan lain-lain.
            Profil nasional tentang infrastruktur pengelolaan bahan kimia di Indonesia jika menyangkut produksi, impor-ekspor serta penggunaan bahan kimia. Di samping itu juga disertai perencanaan dan pengawasan pengelolaan limbah bahan kimia dari berbagai sumber, industri, hotel, rumah makan, dan sebagainya.  

KEBUTUHAN PSIKOLOGI



        Sikap dan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh perilaku ruang (spatial behaviour). Hal ini mungkin sekali akan menimbulkan ketegangan lingkungan (evironmental stress), misalnya keadaan ruangan yang akan memicu kejiwaan seseorang, sifat cahaya, suasana dan suhu. Lebih lanjut juga pengaruh luas/sempitnya ruangan, yang akan berpengaruh terhadap dimensi teritorialitas dan privacy seseorang. 
       Environmental stress akan berpengaruh pada diri seseorang, sesuai dengan lamanya keadaan/gangguan yang dapat diterima olehnya untuk menanggapinya. Jadi pada dasarnya pengaruh lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal, eksternal, maupun transendental.
A. Faktor internal        
Dalam kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
(1)   Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari kepercayaan diri, kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun perasaannya dalam kehidupan.
(2)   Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem sosial dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha untuk “kompromi” dalam menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia berada.
(3)   Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain, bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri sendiri. Jadi sikap yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan altruisme, karena dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan jati dirinya sendiri terlebih dahulu.

B.  Faktor eksternal 
      Dalam kehidupan yang berlangsung secara fisik dan kimiawi mungkin juga terjadi keteledoran perilaku yang tanpa sengaja maupun di sengaja dapat membahayakan kehidupan. Misalnya dalam berbagi kegiatan di bidang industri, perdagangan, pertanian,transportasi dan sebagainya dapat terjadi faktor eksternal seperti penggunaan pupuk dan pestisida, termasuk bahan yang berbahaya (peledak, narkoba, dan lain-lain), pembuangan limbah industri dan sebagainya.
             Untuk mempertajam kewaspadaan dan kerja sama antarsektor dalam penggunaan bahan beracun dan berbahaya, telah disusun Profil Nasional tentang pembinaan infrastruktur pengolaan bahan kimia indonesia (Badan POM 2005).

C.  Faktor transendental
Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan
Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi.

KEBUTUHAN FISIK

 A. Perlindungan  
         Dalam tatanan masyarakat saat ini yang dimaksud dengan perlindungan juga termasuk gangguan dari kemungkinan ulah manusia seperti kebakaran, kemungkinan kebanjiran dan kejahatan. Perbedaan antara kecukupan dalam kehidupan juga mengakibatkan perbedaan mutu rumah sebagai perlindungan keluarga. Pada umumnya rumah di desa keadaanya sederhana tetapi cukup untuk keperluan perlindungan diri beserta keluarga. Sedangkan rumah di kota menunjukkan kesenjangan cukup bermakna antara rumah kampung yang miskin di sela-sela rumah mewah dan bertingkat
B. Ketentraman
Ketenteraman sosial adalah perlindungan dari kericuhan yang ditimbulkan oleh manusia seperti pencurian, perampokan, teror dan huru-hara lainnya. Perlindungan terhadap gangguan manusia diharapkan diperoleh dari ketenteraman yang dijamin dengan hukum dan peraturan perundangan-undangan bikinan manusia.
          Ketenteraman lahir ini sangat mempengaruhi ketenteraman batin. Pada umumnya untuk hidup di kota dituntut ketahanan diri yang kuat untuk menghadapi tantangan ketenteraman lahir dan batin.
          Jakarta pada tahun 2001 dilaporkan adanya 23.869 kasus kejahatan, termasuk pencurian, perampokan, penculikan, pembunuhan, penganiayaan, perkosaan, kenkalan remaja, perjudian, kejahatan narkoba dan seterusnya; dari angka ini terlihat bahwa setiap hari ada ± 66 kejahatan yang menimpa penduduk jakarta dengan resiko 0.2%; sehingga muncul anggapan: tidak jadi masalah, asal jangan menimpa diri saya (Nimby, not in my back yard).

KEBUTUHAN FISIOLOGI


A.      Keamanan dan ketahanan
Keamanan pangan itu sendiri diartikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan, pencemaran biologi, kimia, dan benda lain yang dapat menggangu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Masalah keamanan pangan sekarang telah menjadi keprihatinan dunia. sesungguhnya keprihatinan ini sudah dimulai sejak tahun 1992, yaitu pada saat FAO/WHO (Food and Agricultural Organization/World Health Organization) dalam International Conference on Nutrition merasa prihatin karena dilaporkan ratusan juta manusia di dunia menderita penyakit menular maupun tidak menular karena pangan yang tercemar.        Di dalam perkembangannya,keamanan pangan menjadi tolak ukur yang sagat penting dalam pandanan international yang makin hari makin ketat. Pada FAO World Food Summit tahun 1996 semuah Negara telah menyatakan kesepakatanutuk setiap saat menerapkan kebijakan dalam menyediakan pangan yang cukup,bergii dan aman untuk di konsumsi serta dalam pendayagunaannya yanb efektif.di samping itu juga untuk menerapkan tolak ukur yang sesuai dengan persetujuan tentang penerapan SPS (Sanitary  and Phytosanitary) dan persetujuan internasional terkait lainnya yang dapat menjamin mutu dan keamanamn pangan yang dihasilkannya. Kriteria keamanan pangan sekarang menjadi dasar persyaratan pangan yang dikembangkan oleh badan dunia, Codex Alimentarius Commission (CAC), yang secara sukarela menjadi persyaratan keamanan pangan minimal untuk perdagangan pangan global.
(1)          Lingkungan dan keamanan pangan 
Berbicara tantang keamanan pangan tidak dapat di lepaskan dari masalah lingkungan.sesungguhnya sangat erat sekalikaitannya antara dampak lingkungan dengan setatus keamanan pangan. Mengapa demikian? Karena pangan akan menjadi tidak aman untuk di konsumsi dalam kondisi lingkugan yang buruk dan tidak mendukung. Dari dampak lingkungan yang buruk itulah makan pangan akan tercemar oleh bahaya hayati seperti cemaran bakteri pathogen, bahaya kimia seperti pecahan gelas, logam, dan benda-benda asing lainnya.
Pada dasarnya pangan yang kita makan selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh karena lapar tetapi juga yang penting adalah karena zat melalui gizinya digunakan oleh tubuh untuk untuk membangun tubuh dan mempertahankan kehidupan.Pangan yang masuk kedalam tubuh akan dicerna, zat giinya di serap dan digunakan dalam metabolisme didalam tubuh. Apa yang terjadi jika pangan yang dimakan tercemar oleh cemaran biologi atau kimia? Cemaran tersebut akan tertelan, tergantung pada jenis dan jumlah cemarannya. Cemaran-cemaran ini juga dapat menimbulkan perubahan metabolik yang akut dan kronis.Dampak yang ditimbulkannya dapat berupa penyakit karena pangan (foodborne diseases) atau keracunan pangan (food poisoning) Selama abad terakhir ini, perkembangan ilmu gizi berjalan begitu pesat antara lain telah di temukan berbagai penyebab penyakit yang disebabkan kekurangan gizi. Di banyak negara berkembang,tantangan terhadap pengembangan sumber daya manusia pada umunya berkaitan dengan masalah gizi kurang energi–protein dan defisiensi gizi mikro termasuk defesiensi vitamin A, besi dan yodium. Di sisi lain, di banyak negara maju, pola penyakitnya telah bergeser dari penyakit karena defisiensi ke penyakit gizi berlebih yang selanjutnya menjadi faktor kelainan yang berkaitan dengan pola konsumsi pangan seperti obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan beberapa jenis kanker. Diagram  di bawah menunjukkan keterkaitan antara penyakit dengan status gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, dan sekaligus menunjukkan keterkaitan antara keamanan pangan dan status gizi. 

(2)  Kasus Keracunan Pangan
                Persentase terbesar dari kasus keracunan karena pangan diatas paling banyak bersumber dari kasus dirumah tangga sebesar 46,7% diikuti oleh kasus karena perusahaan katering sebesar 22,4%, pangan olahan sebesar 15,1%, dan pangan jajanan sebesar 14,5%. Di samping itu masih ada yang tidak dilaporkan sebanyak 1,3%. Umumnya cemaran mikroba karena kondisi lingkungan yang buruk menjadi penyebabnya, yaitu terjadinya kontaminasi silang dari lingkungan yang kotor ke pangan yang sudah dimasak baik secara lansung maupun tidak melalui perantara seperti manusia dan hewan.sering ditemukannya bakteri penghasil enterotoksin Staphylococcus aureus dalam pangan yang menjadi penyebab keracunan dalam jumlah yang nyata apabilah lebih dari 106 sel per gramnya. Indikasi yang sering ditemui adalah karena bakteri ini berkembang pada saat pangan siap saji disimpan dan menunggu waktu beberapa jam pada suhu kamar sebelum dihidangkan pada esok harinya.dengan muatan bakteri yang tinggi ini,sejumlah toksin sudah di hasikan oleh bakteri dan terkandung dalam pangan siap saji sebelum dikonsumsi .selain bakteri diatas, bakteri lain seperti E.coli, Salmonella dan Vibrio cholerae terkadang juga di temukan dalam pangan, terutama pangan jajanan.jelas bahwa kepedulian masyarakat yang rendah akan lingkungan dapat menyebabkan pangan menjadi tidak aman untuk di konsumsi.
(3) Pencemaran bahan kimia
Cemaran bahan kimia yang berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan industri dapat tersebat malalui udara, atau melalui air dan tanah ke dalam ikan, tanaman atau hewan. Penyebab utama pencemaran pada pangan adalah udara, air atau tanah yang tercemar oleh bahan-bahan kimia. Emisi dari industri dan knalpot kendaraan adalah pencemaran udara yang umum terjadi. Timbal (pb) adalah cemaran kimia yang berasal dari dari udara kemudian menempel dan kemudian diserap kedalam tanaman pagan maupun sayuran dan buah-buahan. Timbal dari limbah industri yang dibuang ke perairan sering masuk ketubuh ikan,kemudian ikannya dikonsumsi. Merkuri (hg) yang berasal dari pertambangan emas tampa izin jug adapt masuk ke dalam bahan pangan. Contoh keracunan pangan karena bahan kimia lainnya adalah kasus keracunan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1985. Sebanyak 1.373 orang mengalami keracunan karena makan semangka yang ditanam pada tanah yang diperlakukan dengan pestisida aldicarb. Ada bebarapa lagi cemaran bahan kimiayang menyebabkan panganmenjadi tidak aman untuk dikonsumsi, antara lain misalnya pencemaran oleh cadmium (Cd), PCBs (polychlorinated biphenyls), aflatoksin, pestisida organokhlor dan pestisida organofosfor.
(4) Upaya meningkatkan keamanan  pangan
Upaya untuk selalu meningkatkan kepedulian akan lingkungan sebagaimana  diuraikan di atas adalah salah satu upaya pencegahan agar masalah keamanan pangan dapat ditangani. Seharusnya upaya pencegahan ini menjadi prioritas awal dan utama dalam pengawasan keamanan pangan. Diharapkan dengan upaya ini budaya untuk menghasilkan bahan maupun produk pangan yang aman akan berkembang. Upaya melalui penindakan secra hokum tetap harus dilakukan jika terjadi pelanggaran-pelanggaran atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

B.  Tindakan represif
            Jadi kecukupan pangan yang tidak yang tidak tercapai itu perlu diatasi dengan berbagai cara :
(1)   dengan berbagai suplemen seperti vitamin A,B,C,D,E,dan sebagainya.juga dengan suplemen minyak ikan,omega 3,6,9,bawang putih dan lain-lainnya .
(2)   dengan minum jamu, yang berfungsi ganda. secara umum para penjual jamu dikenal sebagai penjual obat, seperti obat cabe lempuyang, brotowali, beras kencur dan sebagainya. padahal di sisilain fungsi apa yang disebut jamu itu juga berfungsi sebagai suplemen dalam gizi sehari-hari seperti kencur, jahe, kunir, dan sebagainya.jadi sebernanya penjual jamu itulebih tepat disebut sebagai penjual suplemen makan.  
(3)   Akhirnya kalau benar jatuh sakit akan di perlukan obat, untuk mana diperlukan profesi farmakologi (ilmu tetang obat-obatan). Jadi berbagai obat seperti streptomycin, penniciline, amoxyline (antibiotik), Imodium (antidiare), laxatine (menguras isi perut), dan sebagainya adalah preparat yang berfungsi sebagai obat.

Jumat, 22 Maret 2013

EKSISTENSI MANUSIA


           Menurut kajian paleoantropologis, setidaknya ada sembilan jenis makhluk serupa manusia: Australopithecus aferensis, A. africanus, Paranthropus  aethiopicus, P. robustus, P. boisei, Homo  habilis kecil, H. habilis besar, H. erektus, dan H. sapiens. Homo habilis mahir menggunakan alat-alat batu. Homo erektus (manusia purba) sudah mengenal api untuk penghangat dan memasak. Manusia modern yang ada sekarang dikelompokkan sebagai Homo sapiens.
           Ada beberapa hipotesis yang berusaha menjelaskan evolusi mereka. Namun semuanya tidak ada kepastian dari jalur mana lahirnya Homo erektus. Yang telah disepakati hanyalah Homo sapiens berasal dari Homo erektus. Ada yang berpendapat Homo habilis cenderung tidak bisa digolongkan sebagai Homo ("manusia"), mungkin jenis paranthropus berotak besar. Kemampuan berbicara Homo habilis belum sempurna. Alat-alat batu yang dihasilkannya pun tidak menunjukkan eksperimen kreatif.
           Teori pertama menyatakan manusia purba yang telah menyebar ke berbagai wilayah terus berevolusi menurunkan generasi manusia modern. Tetapi menurut teori monogenesis, dari penelusuran perbedaan genetik dan bukti arkeologi, diduga manusia purba (homo erektus) yang sudah tersebar sampai ke China, Jawa, dan Eropa punah. Semakin besar kesamaan genetiknya, diduga berasal dari alur evolusi yang sejalan.Eksistensi manusia di Planet Bumi sudah bertahan selama ratusan ribu tahun, yaitu sejak Nabi Adam AS dan Siti Hawa diturunkan. Dari sepasang manusia tersebut kemudian terus bertambah, dengan distribusi yang makin meluas ke seluruh penjuru daratan di Bumi. Terjadi pengelompokan, akhirnya membentuk negara sesuai dengan kesamaan sudut pandangnya. Maka pada akhirnya umat manusia yang jumlahnya telah melampaui 6 milyar itu terbagi secara tidak merata dalam 200 negara. Menurut situs Wkipedia, Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologisrohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartikaangkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
            Jadi kebutuhan manusia yang paling hakiki dapat dikelompokan sebagai kebutuhan fisiologis, fisik dan pisikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini merupakan kewajiban dan hak azasi setiap orang. Dengan demikian, pangan bagi penduduk harus tersedia setiap saat dimana saja mereka membutuhkannya. Kondisi fisiologis adalah terpenuhinya pangan bagi masyarakat yang dikenal dengan istilah ketahanan pangan (food security), disamping kebutuhan fisiologis akan air dan udara, khususnya oksigen (O2). Dalam undang-undang RI  No. 7  Tahun 1996 tentang Pangan didefinisikan Ketahanan Pangan (food resistance). Ketahanan pangan itu merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan fisiologi bagi rumah tangga yang tercemin dari tersedianya pangan, air dan udara yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Soerjani, dkk, 2006).